CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Cari Informasi Apapun Yang Kamu Inginkan

Friday, March 21, 2008

Hanya Butuh Sedikit Keadilan

Sore ini saya tidak sempat menengadahkan kepala saya keatas langit seperti biasanya. Bukan, bukan karena saya lupa, tapi karena ada urusan yang cukup penting diluar kantor. Maka saya mempercepat langkah sambil berpikir-pikir apa saja yang akan saya lakukan sesampainya dirumah.

Langkah kaki di belakang saya terdengar sama cepatnya. Awalnya saya pikir seseorang yang saya kenal. Ternyata bukan. Kemudian…

Si Bapak: "Gimana mbak..?kerasan disini?" sambil tersenyum si Bapak mensejajarkan langkahnya dengan langkah saya.

Saya: "Ya....kerasan sih pak.." dengan nada sedikit bingung karena sepertinya saya belum pernah bertemu si Bapak sebelumnya.

Si Bapak: "Sudah berapa lama mbak disini?satu bulan?atau dua bulan?"

Sesaat saya sedikit mengernyitkan dahi (yang sepertinya sebentar lagi akan membentuk garis-garis lengkung karena dilanda ruwetnya pekerjaan), dan saya simpulkan mungkin si Bapak baru-baru ini saja melihat saya di kantor sehingga mengira saya masih baru.

Saya: "Wah..saya ini sudah lama disini pak, hampir 3 tahun. Tapi ya gitu...masih kontrak saja sampai sekarang" saya berusaha sedikit tersenyum.

Si Bapak: "Oooooo gitu..."

Dengan bibir yg terus tersenyum, si bapak bertanya lagi: "Sekarang emang gitu ya mbak sistemnya?"

Saya: “Hmmm kurang tau juga sih pak. Yang jelas memang sekarang Sampoerna banyak menggunakan sistem kontrak..atau outsource, tergantung kebutuhan aja. Susah pak sekarang kalau mau jadi pegawai permanen." dalam hati sebetulnya saya tidak terlalu berharap ada pengangkatan pegawai permanen. Sampai kapan mau mengorbankan setengah hari dari waktumu setiap hari untuk 'bekerja rodi' spt ini? :)

Si Bapak: “Saya barusan di PHK mbak..” beliau berkata dengan senyum ikhlas dan tanpa beban.

Hah??Salahkah pendengaran saya?

Saya: ”Mmm..maksudnya sebelum di Sampoerna, bapak di PHK di perusahaan sebelumnya?” keningku tambah berkerut.

Si Bapak: “ Bukan mbak. Ya disini ini mbak, saya di PHK disini..mungkin saya disini sampai akhir bulan ini saja.” yang saya salut, si Bapak tetap tersenyum!

Oh Good! Saya langsung terdiam. Langkah saya terhenti saat itu juga.

Saya: “Bapak mengajukan paket ya?”

* Di perusahaan saya, ‘paket’ adalah istilah semacam pesangon untuk orang-orang yang akan pensiun, biasanya bagi yang ingin pensiun dini juga bisa mendaftar sistem ini.


Si Bapak: “Ya enggak mbak, saya gak ngajukan. Mungkin memang karena ada perampingan pegawai itu mbak… Saya ya sebenarnya gak mau di PHK, tapi mau gimana lagi…masa saya tolak….?”

Saya berdiri satu setengah meter dari kendaraan si Bapak.

Saya: “Sudah berapa tahun pak kerja disini?”

Si Bapak: “Ya..lumayan lah mbak, sekitar empat belas tahun..” jawabnya sambil bersiap-siap dengan helm dan jaket yang beliau ambil dari sepeda motornya.

Saya: “Ada rencana apa pak setelah keluar dari sini?”

Si Bapak: “Yah…belum tahu mbak, saya belum kepikiran..” kali ini tatapan si Bapak menerawang.

Deg! Kasihan si Bapak. Tahu apa yang saya terlintas di benak saya pertama kali?
Walaupun saya tidak tahu si Bapak ini punya istri dan anak atau tidak, yang jelas saya langsung iba dengan nasib keluarganya. Terbayang kan perasaan anak istrinya begitu tahu suaminya di PHK?

Oh good, please help him….

Setelah saling tersenyum, saya pamit kepada si Bapak dan menuju kendaraan saya untuk segera pulang.

Saya masih muda. Andaikan saya di PHK-pun mungkin lebih mudah bagi saya untuk mencari pekerjaan lagi. Tapi bagi si Bapak?

…..

Sore itu setelah percakapan singkat dengan si Bapak, saya menengadahkan kepala sejenak… bertanya-tanya dimana ya keadilan itu?

Andaikan ada sedikit keadilan untuk si Bapak…